Berbagi Info Banjir
A
A
A
Kini Anda bisa berpartisipasi langsung dalam tanggap bencana banjir di DKI Jakarta. Melalui aplikasi bernama JAFIP, warga dapat saling berbagi informasi terkini di wilayahnya yang terkena bencana banjir.
Melalui aplikasi yang dikembangkan Fujitsu Indonesia tersebut, warga akan terhubung langsung dengan Disaster Information Management System (DIMS) milik BPBD DKI Jakarta. Tampilan JAFIP mirip jejaring sosial, sehingga mudah dinavigasikan. “Tersedia untuk ponsel pintar berbasis Android, sudah tersedia sejak Maret dan bisa diakses 10 juta warga,” ungkap Managing Director PT Fujitsu Indonesia Achmad Sofwan di Jakarta, belum lama ini.
Selama ini, warga menerima informasi terkait bencana dari pihak berwenang hanya melalui radio, televisi maupun website BPBD DKI Jakarta. Selain itu, BPBD memiliki keterbatasan dana untuk membangun sebuah jaringan sarana pemonitoran yang canggih, seperti sensor ketinggian permukaan air sungai.
Hal ini tentu menjadi kendala utama dalam upaya pengumpulan informasi terkait bencana. Karena itu, JICA Indonesia kemudian berinisiatif mendukung Pemprov DKI dalam menggelar sistem pengumpulan informasi dengan memanfaatkan penggunaan smartphone yang sudah digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia.
Dibanding jaringan sarana pemonitoran lain yang lebih canggih, seperti sensor ketinggian permukaan air sungai, sistem ini diyakini relatif jauh lebih mudah untuk diimplementasikan. “Semakin banyak warga yang menggunakan, maka semakin banyak pula informasi terkait ketinggian permukaan air sungai dan curah hujan yang dapat disajikan,” kata Department Manager Application Service Business Group Fujitsu Indonesia Mu’awiyah Abdul Shomad.
Muh iqbal marsyaf
Melalui aplikasi yang dikembangkan Fujitsu Indonesia tersebut, warga akan terhubung langsung dengan Disaster Information Management System (DIMS) milik BPBD DKI Jakarta. Tampilan JAFIP mirip jejaring sosial, sehingga mudah dinavigasikan. “Tersedia untuk ponsel pintar berbasis Android, sudah tersedia sejak Maret dan bisa diakses 10 juta warga,” ungkap Managing Director PT Fujitsu Indonesia Achmad Sofwan di Jakarta, belum lama ini.
Selama ini, warga menerima informasi terkait bencana dari pihak berwenang hanya melalui radio, televisi maupun website BPBD DKI Jakarta. Selain itu, BPBD memiliki keterbatasan dana untuk membangun sebuah jaringan sarana pemonitoran yang canggih, seperti sensor ketinggian permukaan air sungai.
Hal ini tentu menjadi kendala utama dalam upaya pengumpulan informasi terkait bencana. Karena itu, JICA Indonesia kemudian berinisiatif mendukung Pemprov DKI dalam menggelar sistem pengumpulan informasi dengan memanfaatkan penggunaan smartphone yang sudah digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia.
Dibanding jaringan sarana pemonitoran lain yang lebih canggih, seperti sensor ketinggian permukaan air sungai, sistem ini diyakini relatif jauh lebih mudah untuk diimplementasikan. “Semakin banyak warga yang menggunakan, maka semakin banyak pula informasi terkait ketinggian permukaan air sungai dan curah hujan yang dapat disajikan,” kata Department Manager Application Service Business Group Fujitsu Indonesia Mu’awiyah Abdul Shomad.
Muh iqbal marsyaf
(bbg)